Perkembangan Nuklir di Indonesia
Bulan Oktober 1964, bangsa Indonesia mulai membicarakan reaktor nuklir, terhitung sejak reaktor nuklir pertama Triga Mark II di Bandung berhasil dilakukan dengan
baik.Pemimpin percobaan Djali Ahimsa menulis dalam
“log-book” tertanggal 16 Oktober 1964 : 18.37,5?, predict 57,5 critical.
Catatan itu menunjukkan bahwa pada jam tersebut sebanyak 57,5 batang elemen
bakar nuklir (berisi 2,3 kg U-235) telah dipancingkan ke dalam teras reaktor
dan pada kondisi itu reaksi inti yang berkesinambungan tepat sudah bisa
terjadi. Besaran 2,3 kg U-235 disebut bobot-kritis. Kritis di sini tidak ada
kaitannya dengan bahaya. Jauh hari kemudian, kepala proyek pembangunan reaktor
Triga, Djali Ahimsa, menjadi Dirjen Batan. Ketika itu, para pakar yang terlibat
bersorak gembira dan lega.dan rencananya indonesia membangun PLTN pertama di Biak dan riau namun hal itu menyebabkan muncul pro dan kontara.Saat ini Indonesia mempunyai reaktor nuklir seperti : Reaktor Serbaguna di bandung dan di solo,tapi masih banyak reaktor nuklir di belahan bumi pertiwi kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar